- Diduga Liar, TPS Sampah di Citra Graha Banjarbaru Pengelolaannya Minim Petugas dan Fasilitas
- Harga Gas LPG 3 Kg di Banjarbaru Jauh diatas HET, di Pengecer Pernah Capai Rp.50.000 Tabung
- Diskominfo Kalsel Dorong Pemanfaatan Digital dalam Promosikan Layanan Posyandu
- BPMHP Kalsel Ditetapkan Sebagai Laboratorium Official Control, Wujud Nyata Arahan Gubernur
- DESDM Kalsel Imbau Perusahaan Tambang Hentikan Aktivitas Saat Cuaca Ekstrem
- Kontras, Jalan Karang Anyar 3 Dihiasi Kubangan di Tengah Kawasan Jalan Mulus
- Jaringan Narkoba Antar Provinsi di Ungkap Polda Kalsel, 44,5 Kg Sabu dan 24.928 Ekstasi Diamankan
- PT. SSC Bantu Perlengkapan Olahraga Siswa SDN 2 Bekambit Kotabaru
- Pembangunan Jembatan Meranti Kotabaru Mulai Berjalan, Target Selesai 10 Desember 2025
- Pemkab Kotabaru Sambut Pangdam XXII/Tambun Bungai, Dorong Sinergi Pembangunan
Pertamax di Samarinda Tak Standar, Wali Kota: Kendaraan Warga Rusak Karena BBM Buruk

Keterangan Gambar : Pemkot Samarinda merilis hasil uji laboratorium terhadap tiga sampel BBM, Senin (5/5/2025).
Samarinda, Borneopos.com — Keluhan warga Samarinda soal kendaraan yang mendadak brebet saat menggunakan bahan bakar Pertamax akhirnya menemukan jawaban. Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda merilis hasil uji laboratorium terhadap tiga sampel Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax yang beredar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kota ini.
Baca Lainnya :
- Samarinda Festival Warnai HUT ke-357 Kota Tepian, Ribuan Warga Padati GOR Segiri0
- Samarinda Angkat 1.300 PPPK, Andi Harun Janjikan Peningkatan Kesejahteraan Bertahap0
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengungkapkan, hasil pengujian menunjukkan bahwa ketiga sampel memiliki angka Research Octane Number (RON) di bawah standar kelayakan untuk Pertamax, yakni 92.
“Hasil penelitian menemukan bahwa penyebab utama kendaraan bermotor warga mengalami gangguan disebabkan oleh kualitas BBM yang tidak memenuhi standar kelayakan, atau dalam kondisi yang sudah rusak,” jelas Andi Harun, Senin (5/5/2025).
Secara rinci, Andi Harun menyebutkan bahwa sampel pertama memiliki nilai RON 86,7, sampel kedua 89,6, dan sampel ketiga 91,6. Nilai tersebut menandakan bahan bakar yang seharusnya berkualitas tinggi ternyata jauh di bawah standar yang ditetapkan untuk jenis Pertamax.
Tak berhenti di situ, hasil penelitian juga menemukan adanya kandungan timbal (Pb) pada salah satu sampel dengan kadar 66 part per million (PPM), serta kandungan air mencapai 742 PPM. Kedua temuan ini memperkuat dugaan bahwa bahan bakar tersebut telah tercemar atau mengalami kerusakan sebelum digunakan konsumen.
Pemkot Samarinda melakukan uji ini setelah menerima banyak laporan masyarakat tentang kendaraan yang mengalami kerusakan mesin, terutama setelah mengisi BBM di beberapa SPBU. Sebagian warga menduga bahan bakar yang mereka beli merupakan BBM oplosan.
Untuk memastikan dugaan tersebut, Pemkot menggandeng tim akademik independen dan sejumlah lembaga pengujian. Penelitian dilakukan sejak 12 April 2025, meliputi pengambilan sampel dari tangki Patraniaga, dua SPBU di Samarinda, serta tiga kendaraan milik warga yang dilaporkan rusak.
“Ini hasil uji dari beberapa institusi dan sudah divalidasi. Jadi memang ada kontaminasi yang terjadi pada bahan bakar tersebut,” tegas Andi Harun.
Pemkot Samarinda berencana menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan berkoordinasi bersama instansi terkait, termasuk Pertamina dan lembaga pengawasan konsumen, guna memastikan distribusi BBM di Samarinda kembali sesuai standar mutu dan aman bagi masyarakat. (red/ADV)
Baca Lainnya :
- Lagi, Polres Kotabaru Bekuk Penjual Zenith0
- Laka Lantas Depan Kantor KPUD Kotabaru, Korban Dikabarkan Meninggal Dunia0
Berita KALTIM














