- Pemprov Dukung Peranan Strategis IAI Kalsel dalam Pembangunan Tata Kelola Keuangan Banua
- Menkomdigi: Tidak Semua Platform Digital Layak Diakses Bebas Oleh Anak
- Puluhan Tokoh Nasional Raih Anugerah Sahabat Pers dan Pin Emas Dalam Konvensi Nasional SMSI
- Pemprov Kalsel Dorong Percepatan Pembangaun Kawasan Perdesaan, Kotabaru Masuk Prioritas
- Polda Kalsel Berhasil Ungkap Kasus Penganiayaan dan Pembunuhan Serta Tangkap 26 Tersangka
- Pemprov Kalsel Perkuat Investasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- TERTAWA, Pembuatan Sertifikat Tanah Wakap Gratis di Bumi Saijaan
- Pemprov Kalsel Komitmen Integrasikan Ekonomi Biru Dalam RPJMD 2025-2029
- Tim Sepak Bola Kotabaru Gelar Seleksi Akhir Jelang Porprov 2025 di Tanah Laut
- Pemprov Kalsel Perkuat Pengawasan Distribusi Gas 3 Kg dan Dorong Pembentukan BUMD Pangan
Sehat Jasmani Dan Rohani Dalam Dimensi Spiritualitas

Keterangan Gambar : Jacob Ereste (istimewa)
Borneopos.com, Banten - Orang sering menyebut sehat jasmani dan sehat rohani itu sebagai penakar kesempurnaan hidup manusia. Lalu apa yang dimaksud dengan jasmani itu, kalau bukan apa yang terliput dalam bentuk fisik, sehingga apa yang dimaksudkan oleh rohani itu adalah semua unsur yang berhubungan dengan hati, atau batin.
Baca Lainnya :
- Orientasi Pendidikan Generasi Milenial Perlu Diboboti Dengan Etika, Moral dan Akhlak Mulia0
- Kecerdasan Spiritual Harus Menjadi Pemandu Fungsi dan Peran Artificial Intellegencia0
Tetapi ada juga orang yang lebih merinci semua potensi yang dimiliki oleh manusia itu adalah raga, akal dan jiwa. Sehingga pengertian dari olah raga itu bersifat fisik, olah akal dan olah pikir itu meliputi kecerdasan intelektual, sedangkan olah jiwa maksudnya adalah olah batin atau apa saja yang ada pada wilayah spiritual.
Jadi, sehat jasmani dan sehat rohani itu, bisa dipahami bahwa intelektualitas - kecerdasan berpikir, sesungguhnya berada pada wilayah spiritual juga. Hanya saja great nya berada pada lapisan kedua setelah kecerdasan spiritual. Itu sebabnya, kecerdasan intelektual belum berarti cukup untuk memenuhi persyaratan sebagai manusia yang mulia, Khalifah wakil Tuhan di bumi.
Karena kecerdasan intelektual tanpa etika sangat berpotensi untuk menyeleweng, atau cenderung menyalahgunakan kecerdasan akal pikiran yang tidak berpijak pada moral.
Maka itu, akhlak mulia manusia menjadi penakar utama yang tidak bisa diabaikan.
Ironinya pada era milenial sekarang ini, segenap kecerdasan yang terpaut dengan spiritual -- ilahiah -- semakin terabaikan.
Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki seseorang tidak mampu memasuki kedalaman makna spiritual yang menjaga etika baik, moral yang bagus dan akhlak manusia yang mulia sebagai ciptaanTuhan.
Akibat, mulai dari rasa untuk bersyukur, terlepas liar untuk memperoleh banyak hal secara berlebihan. Bukan hanya hanya harta kekayaan, tapi juga kekuasaan yang tak perduli melampaui batas ketamakan dan kerakusan, termasuk merampas dan mengangkangi hak orang lain.
Itulah realitas yang terjadi hari ini, material melibas spiritual yang mulai bangkit menjadi kesadaran dan pemahaman bahwa hidup itu tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan materi, karena yang lebih penting sesungguhnya adalah kebutuhan non materi.
Setidaknya, kegairahan untuk berwakaf membagi sebagian besar harta kekayaan kepada pihak lain semakin marak dilakukan banyak orang dengan nilai yang sangat spektakuler.
Sebab kesadaran terhadap harta dan kekayaan yang mampu dikumpulkan semasa hidup, tidak mungkin bisa dibawa mati. Sementara kenangan kebaikan kalau pun tidak bisa dikatakan nilai pahalanya akan terus dikenang dengan kesan sangat baik lantaran telah memberi manfaat yang banyak bagi orang lain.
Konsepsi wakaf, termasuk sedekah, infaq dan sejenisnya itu hanya mungkin digerakkan oleh kesadaran serta penghayatan keagamaan yang baik dan tulus, penuh ikhlas tanpa potensi maupun pamrih apapun.
Agaknya, begitulah makna terdalam dari sehat jasmani serta sehat rohani itu. Mau berbagi tanpa pernah diminta, serta ikhlas tanpa pamrih apapun, kecuali hanya hasrat untuk berbagi kebahagiaan untuk orang lain. (red)
Banten, 1 Juli 2024
Jacob Ereste
Baca Lainnya :
- Duka Di Hari Jadi ke-74 Kabupaten Kotabaru0
- Kecerdasan Spiritual Harus Menjadi Pemandu Fungsi dan Peran Artificial Intellegencia0
