- Diduga Liar, TPS Sampah di Citra Graha Banjarbaru Pengelolaannya Minim Petugas dan Fasilitas
- Harga Gas LPG 3 Kg di Banjarbaru Jauh diatas HET, di Pengecer Pernah Capai Rp.50.000 Tabung
- Diskominfo Kalsel Dorong Pemanfaatan Digital dalam Promosikan Layanan Posyandu
- BPMHP Kalsel Ditetapkan Sebagai Laboratorium Official Control, Wujud Nyata Arahan Gubernur
- DESDM Kalsel Imbau Perusahaan Tambang Hentikan Aktivitas Saat Cuaca Ekstrem
- Kontras, Jalan Karang Anyar 3 Dihiasi Kubangan di Tengah Kawasan Jalan Mulus
- Jaringan Narkoba Antar Provinsi di Ungkap Polda Kalsel, 44,5 Kg Sabu dan 24.928 Ekstasi Diamankan
- PT. SSC Bantu Perlengkapan Olahraga Siswa SDN 2 Bekambit Kotabaru
- Pembangunan Jembatan Meranti Kotabaru Mulai Berjalan, Target Selesai 10 Desember 2025
- Pemkab Kotabaru Sambut Pangdam XXII/Tambun Bungai, Dorong Sinergi Pembangunan
Andi Harun Resmikan Taman Paraan, Ruang Publik Berketahanan Iklim Pertama di Samarinda

Keterangan Gambar : ?Andi Harun saat resmikan Taman Para’an, Senin (19/5/2025).
Samarinda, Borneopos.com – Di tengah meningkatnya ancaman perubahan iklim dan cuaca ekstrem, Wali Kota Samarinda Andi Harun menghadirkan inovasi baru bagi warganya. Ia secara resmi meluncurkan Taman Para’an, sebuah ruang publik berketahanan iklim yang dirancang untuk membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan lingkungan, di kawasan Jembatan Nibung, Pasar Segiri, Senin (19/5/2025).
Baca Lainnya :
- Wakil Wali Kota Samarinda Hadiri Pembukaan Kongres Nasional ke-39 GMKI0
- Gala Dinner HUT ke-53 REI Samarinda, Ajang Komitmen Pembangunan Berkelanjutan di Kaltim0
“Ini adalah salah satu pelopor yang bisa menjadi proyek percontohan bagi daerah-daerah lain, bahwa ruang publik itu begitu penting bagi sebuah kota,” ujar Andi Harun saat peresmian.
Taman Para’an merupakan ruang terbuka hijau yang dibangun dengan konsep partisipatif, di mana warga dilibatkan langsung sejak tahap perancangan. Kolaborasi ini difasilitasi oleh Queensland University of Technology, serta didukung Adaptation Fund melalui kemitraan dengan Center for Climate and Urban Resilience (CeCUR) Universitas 17 Agustus Surabaya.
“Ruang publik di Taman Para’an ini sejak awal mengajarkan kepada kita bagaimana merancang kota bersama rakyat,” kata Andi Harun. “Desain dan fungsi taman ini sepenuhnya merupakan aspirasi masyarakat.”
Taman Para’an menjadi contoh nyata bagaimana ruang publik dapat berfungsi lebih dari sekadar tempat rekreasi. Taman ini dilengkapi panel surya dan kincir angin sebagai sumber energi listrik mandiri, serta ruang serba guna yang bisa digunakan sebagai tempat evakuasi saat terjadi banjir.
Selain menjadi area hijau dan tempat berkumpul, taman ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya energi terbarukan dan ketahanan terhadap bencana iklim yang kian sering terjadi di perkotaan.
Andi Harun mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek tersebut.
“Semoga inisiatif seperti ini bisa terus bertambah di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Ia menambahkan, setelah masa pemeliharaan oleh pihak CeCUR berakhir, Pemkot Samarinda akan menyiapkan sistem kelembagaan dan kelompok kerja untuk mengelola taman tersebut.
“Karena sejak awal ini berbasis partisipatif, maka nanti yang merawat dan menjaga adalah masyarakat,” jelasnya.
Peresmian Taman Para’an turut dihadiri Direktur Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup, Yulia Suryanti, yang menilai proyek ini sebagai simbol kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat.
“Taman Para’an ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi lintas pihak bisa menghasilkan inovasi ruang publik yang relevan dengan tantangan iklim saat ini,” ujar Yulia.
Ia berharap konsep ruang berketahanan iklim ini dapat terus dikembangkan dan menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia.
“Program seperti ini penting karena masyarakat kini harus semakin siap menghadapi cuaca ekstrem. Bahkan, konsepnya bisa diintegrasikan dengan pengelolaan pasar atau kawasan permukiman di Samarinda,” tambahnya.
Dengan hadirnya Taman Para’an, Samarinda menegaskan komitmennya untuk tidak hanya membangun kota yang nyaman dan hijau, tetapi juga tangguh terhadap perubahan iklim. Ruang publik ini menjadi simbol bagaimana pembangunan berkelanjutan dapat berjalan seiring dengan partisipasi masyarakat. (ril/red)
Baca Lainnya :
- Lagi, Polres Kotabaru Bekuk Penjual Zenith0
- Laka Lantas Depan Kantor KPUD Kotabaru, Korban Dikabarkan Meninggal Dunia0
Berita KALTIM














