- Disparpora dan KONI Serahkan Alat Olahraga Kepada 17 Cabor
- Pelindo Reg. 3 Cabang Kotabaru Capai Kinerja Positif di Tahun 2024
- DPRD Samosir Gelar Paripurna Pengumuman Penetapan Bupati dan Wabup Terpilih 2025-2030
- Polisi Tangkap Terduga Pencurian Emas di Samarinda Seberang
- Persatuan Golf Indonesia Cab. Kotabaru Kenalkan Olahraga Golf kepada Pelajar SMAN 1
- Dikritik Kinerjanya, Kadis PUPR Ancam Lapor Polisi, Ketua PAHAM Kotabaru: Kritik Hal Yang Wajar
- Polresta Samarinda Tangkap Pemilik Sabu, Dihalaman Rumah
- Kadis PUPR Ancam Laporkan 3 Akun Media Sosial, Imi Surya: Kada Maju Daerah Baisi Pejabat Kaya Itu
- OPINI | Kesetaraan Pejabat dan Warga, Ala Swedia
- Soal Ganti Rugi Lahan Bandara Kotabaru, LBH PAHAM: Kami Siap Berikan Pendampingan Hukum Bagi Warga
Tekan Stunting, Pemkab Barsel Gelar Pemantauan Pengukuran Dan Intervensi Pencegahan Stunting
![Tekan Stunting, Pemkab Barsel Gelar Pemantauan Pengukuran Dan Intervensi Pencegahan Stunting](https://borneopos.com/asset/foto_berita/IMG-20240621-WA0006.jpg)
Keterangan Gambar : Suasana Pemantauan Pengukuran Dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting
Borneopos.com, Barito Selatan - Pemerintah Kabupaten Barito Selatan menggelar pemantauan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting, di Puskesdes Jl. Sepakat Kelurahan Hilir Sper Kecamatan Dusun Selatan Buntok Kota, Kamis (20/6/2024).
Baca Lainnya :
- Damang Barsel Minta Agar Todat Dilibatkan Dalam Pencalonan Pilbup dan Wabup 20240
- Idul Adha 1445 H, Pj Bupati Barsel Gelar Open House dan Ramah Tamah0
Pj Bupati Barito Selatan Dr H.Deddy Winarwan, M.Si dalam sambutannya yang di wakili Asisten Perekonomian Dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Barito Selatan menyampaikan
Kegiatan pemantauan pengukuran dan intervensi Serentak didasari atas arahan Wakil Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting Pusat dalam Rapat Tingkat Menteri pada tanggal 19 Maret 2024, maka Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting menjadi gerakan bersama berkelanjutan yang bertujuan untuk memastikan cakupan layanan pengukuran lebih luas, deteksi dini masalah gizi dan kesehatan, serta intervensi yang tepat sasaran dan efektif kepada sasaran yang memiliki risiko stunting.
Berikut arahannya wakil presiden RI terkait percepatan penurunan stunting :
1.Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program, baik terkait capaian, pembelajaran, maupun rekomendasi, agar program yang sudah kita lakukan dapat berlanjut dan menjadi prioritas pemerintahan selanjutnya.
2.Memfokuskan strategi dan pendekatan pada pencegahan terjadinya stunting baru, tanpa mengurangi intervensi pada anak stunting.
3.Mengarahkan berbagai intervensi kebijakan padahal hal yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk mempercepat penurunan stunting.
4.Menjaga komitmen dan visi pimpinan terhadap program penurunan stunting, baik di pusat maupun daerah.
Melanjutkan sambutannya, Deddy Winarwan mengatakan dengan mempertimbangkan kondisi di atas dan waktu yang tersedia untuk implementasi program, maka target untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024 memerlukan komitmen tinggi dan kerja keras dari semua pihak untuk bergerak sama melakukan terobosan (inovasi) untuk mempercepat pencapaian target penurunan stunting.
"Pengukuran dan Intervensi serentak pencegahan stunting yang sedang gencar kita laksanakan menandakan keseriusan Pemerintah untuk terus melakukan berbagai upaya pencegahan stunting dan sekaligus menangani stunting," ucapnya.
Kegiatan ini merupakan kebijakan inovatif, sebagai gerakan bersama yang melibatkan semua kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, dan pemerintah desa untuk mencegah bertambah nya anak stunting baru.
Kualitas pelaksanaan gerakan pengukuran dan intervensi serentak akan menghasilkan data yang akurat apabila seluruh sasaran ditimbang dan diukur, pengukuran menggunakan alat antropometri sesuai standar yang telah dikalibrasi, kader memenuhi syarat keterampilan untuk melakukan penimbangan dan pengukuran, serta pelaksanaan intervensi PMT pemulihan yang tepat sasaran disertai monitoring dan evaluasi.
"Melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat mengoptimalisasi manajemen penanganan stunting secara menyeluruh, yang didukung tersedianya data stunting yang akurat dan kredibel sehingga intervensi program penanganan stunting semakin terarah dan tepat sasaran," harap Deddy
Mengacu pada hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menyebutkan bahwa Kabupaten Barito Selatan mengalami penurunan prevalensi menjadi 23,9 %.
Hal ini menjadi hal yang patut kita syukuri, namun jangan membuat kita lengah terhadap faktor-faktor resiko penyebab terjadinya stunting.
"Mari terus kita kawal serta bergandengan tangan, saling mendukung, dan berinovasi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak – anak kita. Generasi mendatang berhak untuk tumbuh sehat, cerdas, dan kuat, sehingga Kabupaten Barito Selatan memiliki masa depan yang lebih cerah," ajaknya.
Mengakhiri sambutannya, Deddy menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah dan terus bekerja dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Barito Selatan.
Ditempat yang sama, ketua TP-PKK Kabupaten Barito Selatan, Hj. Erna Winarwan mengatakan peranan penting dalam penanganan stunting khususnya yang dilakukan oleh PKK dapat dilihat dalam intervensi sensitive stunting.
"Program tersebut berupa peningkatan kesadaran terhadap issue stunting, komitmen untuk lebih proaktif dalam berpartisipasi di layanan kesehatan seperti Posyandu ataupun pelatihan dan sosialisasi yang dapat dilakukan oleh PKK, dan edukasi tentang pola asuh dan asupan gizi seimbang yang sesuai dengan kondisi tumbuh kembang anak," ucapnya.
Selanjutnya, Hj. Erna Winarwan juga mengatakan, PKK memiliki peran sangat penting sebagai agen perubahan untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat agar tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai khususnya dalam pencegahan stunting.
"Tujuan tersebut ialah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang issue stunting, maka ketika masyarakat sudah timbul "awareness" (kesadaran) dapat membuat masyarakat menerapkan perilaku hidup sehat, perilaku sadar gizi, menerapkan pola asuh yang sesuai dan berpartisipasi aktif dalam mengakses pelayanan kesehatan sehingga mampu menciptakan aksi kolektif dalam menangani kasus stunting, contoh sederhananya adalah dengan mengajak masyarakat untuk datang dan memanfaatkan layanan Posyandu," terangnya.
Dalam pencegahan stunting terdapat intervensi sensitive yang memiliki kontribusi cukup besar yaitu 70 % untuk mendukung pencegahan terjadinya stunting meskipun secara tidak langsung. Program ataupun kegiatan tersebut mengacu pada intervensi sensitif dapat dilakukan berdasarkan kearifan lokal setempat.
"Adapun kegiatan ataupun program intervensi sensitif dapat berupa penyuluhan kesehatan ibu dan anak dan sosialisasi terkait penerapan praktik pengasuhan anak yang sesuai dengan tahap perkembangan anak," terangnya.
Dari pelaksanaan beberapa kegiatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan komitmen masyarakat khususnya gerakan pemberdayaan keluarga (PKK) bersama dengan elemen masyarakat melakukan pencegahan stunting. (stiv)
Baca Lainnya :
- Damang Barsel Minta Agar Todat Dilibatkan Dalam Pencalonan Pilbup dan Wabup 20240
- Idul Adha 1445 H, Pj Bupati Barsel Gelar Open House dan Ramah Tamah0
Berita KALTENG
![AWAS](https://borneopos.com/asset/foto_iklantengah/IMG-20240626-WA0012.jpg)