- Pemprov Dukung Peranan Strategis IAI Kalsel dalam Pembangunan Tata Kelola Keuangan Banua
- Menkomdigi: Tidak Semua Platform Digital Layak Diakses Bebas Oleh Anak
- Puluhan Tokoh Nasional Raih Anugerah Sahabat Pers dan Pin Emas Dalam Konvensi Nasional SMSI
- Pemprov Kalsel Dorong Percepatan Pembangaun Kawasan Perdesaan, Kotabaru Masuk Prioritas
- Polda Kalsel Berhasil Ungkap Kasus Penganiayaan dan Pembunuhan Serta Tangkap 26 Tersangka
- Pemprov Kalsel Perkuat Investasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- TERTAWA, Pembuatan Sertifikat Tanah Wakap Gratis di Bumi Saijaan
- Pemprov Kalsel Komitmen Integrasikan Ekonomi Biru Dalam RPJMD 2025-2029
- Tim Sepak Bola Kotabaru Gelar Seleksi Akhir Jelang Porprov 2025 di Tanah Laut
- Pemprov Kalsel Perkuat Pengawasan Distribusi Gas 3 Kg dan Dorong Pembentukan BUMD Pangan
Opini | Poblem Urban Di TANGAH KARTAK

Keterangan Gambar : Foto : Noorhalis Majid
Oleh: Noorhalis Majid
Banjarmasin, Borneo Pos -- Problem urban, adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari bagi kota-kota yang mengalami pertumbuhan pembangunan atau industrialisasi. Menjadi tantangan bagi manajemen kota, agar warga tetap hidup secara mulia dan bermartabat.
Baca Lainnya :
- Perkuat Sinergitas, Bupati Samosir Terima Audiensi Kakan Perwakilan BI Sibolga0
- Hj. Rosidah Anggota DPRD Kotabaru Serahkan Ratusan Mesin Domping Untuk 144 Kelompok Nelayan 0
Laju urbanisasi yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 3,03% per tahun, bukan lagi sebatas proses perpindahan penduduk dari desa ke kota, melainkan fenomena yang muncul dari dinamika perkembangan kota, baik disadari atau pun tidak terduga.
Pemukiman kumuh, produksi sampah, krisis air bersih, gizi buruk, kemampuan bertahan hidup, kriminalisasi, keseimbangan ekologis, ruang terbuka hijau, kemacetan lalu lintas, kelangkaan lahan parkir, dan ketidakadilan, menjadi bola salju yang terus bergulir. Bila tidak ditanggani secara serius, akan mengancam warga kota.
Jalan raya, atau dalam bahasa Banjar disebut “tangah kartak”, dapat menjadi ekspresi atau wajah dari problem urban.
Untuk melihat sebuah kota ditangani dan dikelola secara serius atau sekedarnya, tidak perlu melakukan audit pemerintahan atau pun mengevaluasi tata kelola pemerintah dengan metodologi yang rumit. Cukup lihat dan amati “tangah kartak”, akan tergambar semua potret yang menggambarkan kemampuan dan keseriusan dalam mengelola kota.
Kota yang tidak mampu dikelola dengan baik, di tangah kartaknya akan terlihat wajah kemiskinan melalui manusia silver, manusia gerobak, manipulasi becak untuk mengemis, ekspolitasi balita untuk meminta, dan berbagai bentuk kreativitas mengemis dalam rangka bertahan hidup dan menuntut keadilan hidup.
Juga tergambar kemacetan, akses jalan yang sangat terbatas, trotoar yang tidak memuliakan penjalan kaki dan penyandang disabilitas, sampah berserakan tanpa ada yang memedulikan, parkir sesuka hati, serta arogansi pengendara yang tidak patuh pada aturan lalu lintas.
Karena itu, bila ingin membenahi kota, jangan abaikan “tangah kartak”, karena dia menjadi etalase, bagi segala ekspresi tentang kondisi sebenarnya sebuah kota.
Walau hanya sepintas melewati jalan raya, wajah sejatinya sebuah kota akan terlihat dengan jelas, apakah dikelola secara serius atau “sahibarnya” saja?. (nm)
Baca Lainnya :
- Lagi, Polres Kotabaru Bekuk Penjual Zenith0
- Jembatan Pulau Laut Dilanjut, Anggaran 2024 APBD Kalsel 295 M Dan Kotabaru 100 M, Pelaksana Asri-Pra0
