Usai Sumbang 8 Emas di NTB, Atlet Karate Banjarbaru Pulang Kampung Dengan Uang Pinjaman

Reported By Pimred Borneo Pos 26 Agu 2025, 12:44:59 WIB KALSEL
Usai Sumbang 8 Emas di NTB, Atlet Karate Banjarbaru Pulang Kampung Dengan Uang Pinjaman

Keterangan Gambar : Tim FKTI Banjabaru




Banjarbaru, Borneopos.com – Kontingen Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) Banjarbaru sukses mencatat sejarah manis di ajang Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII 2025 yang berlangsung di Mataram, Nusa Tenggara Barat, akhir Juli lalu.


Baca Lainnya :

Tim asal Banua ini menjadi motor penggerak kejayaan FKTI Kalimantan Selatan yang berhasil menyabet gelar juara umum dengan raihan 33 medali. Dari jumlah tersebut, Banjarbaru menyumbang 14 medali yang terdiri dari 8 emas, 3 perak, dan 3 perunggu.


Sayangnya, kegembiraan dan eforia di atas podium tidak seindah kenyataan. Para atlet yang mengharumkan nama daerah justru kebingungan soal biaya, saat hendak kembali ke kampung halaman. 


Tiket pesawat ke Banjarbaru baru bisa terbeli setelah mendapat pinjaman dari seorang kenalan di NTB.


Lebih memilukan lagi, salah satu atlet andalan, Tsania Rizqa Weninda (22), harus menanggung cedera serius pada bagian lutut yang memerlukan tindakan operasi.


Dikutip dari media darahjuang.onlin pembina FKTI Banjarbaru, Nur Wakib menyampaikan bahwa semestinya perjuangan para atlet mendapatkan apresiasi lebih dari pemerintah daerah. 


Mereka tampil bukan atas nama pribadi, tapi mengibarkan nama Banjarbaru dan Kalimantan Selatan. Sampai sekarang belum ada bentuk penghargaan yang diberikan,” tegasnya, Minggu (24/8/2025).


Dari sembilan atlet yang diberangkatkan, hanya satu yang ditanggung Kormi Kalsel. Selebihnya harus menutup biaya sendiri. 


“Untuk akomodasi dan kebutuhan lainnya, anak-anak sampai patungan dan mencari sponsor. Itu pun masih kurang,” ungkapnya.


Manajer tim, Irosina, mengaku awalnya menyiapkan 20 atlet. Namun keterbatasan dana memaksa jumlah kontingen dipangkas menjadi 9 orang saja. “Latihan sudah berjalan sejak awal tahun, sehingga tidak mungkin dibatalkan. Akhirnya hanya sebagian yang bisa ikut,” ujarnya.


Dari kebutuhan anggaran sebesar Rp141 juta, tim hanya mampu mengumpulkan sekitar Rp32 juta dari dukungan sejumlah pihak swasta dan donatur individu. Kekurangan biaya terpaksa ditutup dengan patungan dan berhutang.


Meski begitu, pelatih Irwan Januardi tetap bangga atas kerja keras anak didiknya. “Syukur alhamdulillah bisa membawa nama daerah ke tingkat nasional. Harapan kami, pemerintah daerah bisa lebih peduli, karena hingga sekarang beban hutang perjalanan masih kami pikul,” katanya penuh harap.(red/ril/drhjng)



Baca Lainnya :




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment